Showing posts with label BIOLOGI. Show all posts
Showing posts with label BIOLOGI. Show all posts

Thursday, November 6, 2014

Bakteri Autotrof & Bakteri Heterotrof

Bakteri Autotrof & Bakteri Heterotrof


perbedaan Virus dengan Bakteri
perbedaan Virus dengan Bakteri

Bakteri dapat hidup di berbagai habitat sesuai dengan cara hidupnya. Ada yang hidup di dalam tubuh organisme lainnya (hewan, tumbuhan, manusia), di air tawar, air laut, tanah, sampah-sampah, pada sisa-sisa organisme yang sudah mati, dan pada bahan-bahan makanan. Pada umumnya, bakteri akan tumbuh subur pada lingkungan yang cenderung basah dan lembap, pada suhu sekitar 25°C — 37°C. Beberapa jenis bakteri mampu hidup di lingkungan dengan kondisi yang sangat ekstrem, misalnya terlalu asam, basa, panas, dingin, asin, manis, ada oksigen, maupun tidak ada oksigen.
Bakteri Autotrof dan Bakteri Heterotrof
Agar tetap dapat hidup dan berkembang biak, bakteri memerlukan makanan. Berdasarkan cara memperoleh makanan, bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri autotrof dan bakteri heterotrof.

1. Bakteri Autotrof

Bakteri autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan) adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dan senyawa anorganik. Untuk membuat makanannya, bakteri memerlukan energi. Berdasarkan asal sumber energi yang digunakan untuk menyusun makanan, bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.

a. Bakteri fotoautotrof
Bakteri fotoautotrof (foton = cahaya, auto = sendiri, trophein = makanan) adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi yang berasal dan cahaya matahari atau melalui proses fotosintesis. Bakteri fotoautotrof memiliki pigmen-pigmen fotosintetik, antara lain pigmen hijau yang disebut bakterioklorofil (bakterioviridin), pigmen ungu, pigmen kuning (karoten), dan pigmen merah yang disebut bakteriopurpurin. Contoh bakteri fotoautotrof, antara lain Rhodopseudomonas dan Rhodospirillum (berwarna kemerahan dan tidak menghasilkan belerang), Thiocystis dan Thiospirillum (berwarna ungu kemerahan dan menghasilkan belerang), Chlorobium (berwarna hijau, berfotosintesis bila ada hidrogen sulfida, dan menghasilkan belerang).

b. Bakteri kemoautotrof
Bakteri kemoautotrof (chemo = kimia, auto = sendiri, trophein = makanan) adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi kimia. Energi kimia berasal dan reaksi oksidasi senyawa anorganik, misalnya amonia (NH3), nitrit (HNO2), belerang (S), dan FeCO3. Contoh bakteri kemoautotrof, antara lain Thiobacillus ferrooxidans, Cladothrix dan Leptothrix ochracea (mengoksidasi ion besi), Nitrosomonas dan Nitrosococcus (mengoksidasi amonia), Nitrobacter (mengoksidasi nitrit), Methanomonas (mengoksidasi metana), Hydrogenomonas (mengoksidasi gas hidrogen), dan Thiobacillus thiooxidans (mengoksidasi belerang).
Beberapa reaksi kimia yang dilakukan oleh bakteri kemoautotrof adalah sebagai berikut.

1.Bakteri besi (Cladothrix, Leptothrix) mengoksidasi ion ferro (Fe2+) menjadi ion fern (Fe3+).

Reaksi:

4FeCO3 + O2 + 6H2O   –Cladothrix–>   4Fe(OH)3 + 4C02 + energi

2.Bakteri belerang (Thiobacillus thiooxidans) mengoksidasi sulfur menjadi sulfat.

Reaksi:

2S ÷ 2H2O + 3O2Thiobacillus thiooxidans–> 2H2SO4 + energi

3. Bakteri nitrit (Nitrosomonas, Nitrosococcus) mengoksidasi amonia menjadi nitrit.

Reaksi:

2NH3 + 3O2   — Nitrosomonas   –> 2HNO2 ÷ 2H2O + energi

amonia                              asam nitrit

4. Bakteri nitrat (Nitrobacter) mengoksidasi nitrit menjadi nitrat.

Reaksi:

2HNO2 + O2 —  Nitrobacter   —>  2HNO3 + energi

asam nitrit                        asam nitrat


Bakteri yang mengoksidasi amonia (Nitrosomonas, Nitrosococcus) dan nitrit (Nitrobacter) disebut bakteri nitrifikasi. Selain bakteri yang telah disebutkan di atas, ada lagi satu golongan bakteri yang termasuk bakteri kemoautotrof, yaitu golongan bakteri denitrifikasi. Bakteri denitrifikasi adalah bakteri yang mereduksi senyawa nitrat menjadi nitrit dan nitrit menjadi amonia. Senyawa nitrit dan amonia merupakan racun bagi tanaman. Proses denitrifikasi dapat terjadi bila sirkulasi udara di dalam tanah kurang lancar. Golongan bakteri denitrifikasi antara lain dari genus Pseudomonas, Microccus, Beggiatoa, dan Bacillus.

2. Bakteri Heterotrof

Bakteri heterotrof (hetero = yang lain, trophein = makanan) adalah bakteri yang mendapatkan makanan berupa senyawa organik dan organisme lainnya. Bakteri heterotrof dapat hidup secara saproba (pengurai), parasit, dan simbiosis mutualisme.
a. Bakteri saproba (pengurai)
Bakteri saproba adalah bakteri yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan organisme yang sudah mati atau bahan organik lainnya. Bakteri saproba merupakan organisme pengurai (dekomposer) bangkai, tumbuhan yang sudah mati, dan sampah. Bakteri saproba ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan bagi manusia. Contoh bakteri saproba antara lain Escherichia coli (pengurai sisa-sisa makanan di usus besar), Cellvibrio dan Cellfacicula (pengurai selulosa di dalam tanah), Alcaligenes (saproba di dalam usus besar vertebrata dan dapat menyebabkan kekentalan serta menimbulkan benang-benang pada susu), Beggiatoa alba (banyak terdapat pada tanah yang tergenang air), Clostridium botulinum (saproba pada makanan yang basi atau makanan kaleng dan menghasilkan racun), Leucothrix (saproba di air laut yang mengandung sisa-sisa zar organik dan ganggang), Aerobacter aerogenes (saproba di dalam usus besar vertebrata), dan Lactobacillus casei (digunakan dalam pembuaran keju).
b. Bakteri parasit
Bakteri parasit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang dirumpanginya. Bakteri parasit pada umumnya bersifat patogen (menimbulkan penyakit) bagi tubuh inang. Beberapa bakteri patogen bersifat oportunis, artinya bakteri tersebut hidup di dalam tubuh inang dan dapat menyebabkan penyakit ketika sistem pertahanan tubuh inang melemah akibat berbagai faktor. Conroh bakteri parasit, antara lain Corynebacterium diphtheriae (menyebabkan penyakit difteri), Bordetella pertussis (penyebab batuk rejan), Francisella tularensis (menyebabkan penyakit tularemia pada hewan dan dapat menular pada manusia), Mycobacterium leprae (penyebab penyakin lepra), Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC), Mycobacterium bovis (parasit pada lembu), Chlamydia trachomatis (penyebab keburaan), dan Mycobacterium avium (parasin pada unggas).

Peranan Bakteri

1. Bakteri yang merugikan manusia
  • Parasit pada manusia
  • Salmonella typhosa Tipus
  • Vibrio coma Kolera
  • Clostridium tetani Tetanus
  • Neisseria gonorrhoeae Kencing nanah
  • Tryponema palidum Sipilis
  • Parasit pada tumbuhan
  • Pseudomonas cattleyae Penyakit pada anggrek
  • Pseudomonas solanacearum Penyakit pada pisang
  • Bacterium papaye Penyakit pada pepaya
  • Parasit pada hewan
  • Bacillus anthracis Antrak pada hewan
  • Mycobacterium bovis Penyakit pada lembu
  • M. avium Penyakit pada unggas
2. Bakteri yang menguntungkan manusia
Di bidang pertanian

1. Bakteri nitrogen Mengikat N2
  • Azotobacter
  • Rhizobium leguminosarum
  • Clostridium posteurianum
  • Rhodospirilium rubrum
2. Bakteri nitrifikasi Membentuk senyawa nitrat
  • Nitrosomonas, Nitrococcus
  • Nitrobacter
3. Bakteri sulfur Membentuk asam sulfat dari S
  • Beggiatoa alba
  • Fermetasi makanan
  • Streptococcus lactis Pembuatan keju dan mentega
  • Lactobacillus bulgaricus Pembuatan yaghurt
  • L. casei Pembuatan minuman
  • Acetobacter xylinum Pembuatan nata de coco
  • Menghasilkan antibiotik
  • Streptomyces griseus Menghasilkan streptomisin
  • S. aureofaciens Menghasilkan aureomisin
  • S. venezuelae Menghasilkan kloromistin
  • Bacillus brevis Menghasilkan tirotrisin
  • B. polymyxa Menghasilkan polimiksin
Sumber

Monday, October 27, 2014

Ciri-Ciri Bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler                                            


2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
Epulopiscium fishelsoni berukuran diameter 80 μm dan panjang 200-500 μm (0,2-0,5 mm) yang hidup pada ikan.  Bakte ini ditemukan hidup di usus ikan sekitar Pulau Lizard, Queensland, Australia. Thiomargarita namibiensis berukuran diameter 100-750 μm (0,1-0,75 mm). Bakteri ini ditemukan di sebuah pantai di Namibia, Afrika.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit

7. Hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni)
8. Hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dan hidup di sekitar kita, mulai dari daerah tropis hingga kutub, dataran rendah hingga pegunungan dan juga pada tubuh kita
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
9. Termasuk jenis organisme yang jumlahnya melimpah
10. Hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
 Sumber

Sunday, October 26, 2014

Sejarah Bakteri

Sejarah Bakteri

Klik 2x untuk menuju link
Pada abad ke-17 ditemukan salah satu musuh terbesar tubuh manusia: bakteri. Penemuan ini pada akhirnya membuat orang sadar bahwa paparan terhadap mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan penyakit. Penemuan ini juga mendasari teori baru tentang antiseptik yang secara dramatis berhasil menekan angka kematian akibat pembedahan.

Antoni van Leeuwenhoek, seorang penjaga gedung paruh waktu dan penjual kain yang bekerja di Delft, Belanda, menemukan bakteri dan mikroorganisme lain dengan menggunakan mikroskop yang ia kembangkan sendiri. Lewat pengaruh temannya, seorang dokter berkebangsaan Belanda, dia diminta untuk menulis surat ke Royal Society di London, sebuah perkumpulan yang didedikasikan untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Surat ini diterjemahkan dari bahasa Belanda ke bahasa Inggris dan dipublikasikan dalam jurnal Philosophical Transactions.
Surat Leeuwenhoek yang paling terkenal dipublikasikan pada tanggal 16 Maret 1677. Dalam surat tersebut dia menggambarkan penglihatannya pada setetes air hujan lewat mikroskop. Air itu diambil dari wadah di mana air tersebut telah tergenang selama beberapa hari. Yang mengagetkan, dia melihat suatu hewan yang sangat kecil, yang sekarang dikenal sebagai protozoa, sedang berenang di dalam air. Dia juga mengamati hewan lain yang tidak bergerak sama sekali, yang sekarang disebut bakteri. Tidak ada seorang pun di Royal Society yang tahu tentang binatang-binatang kecil tersebut, yang oleh Leeuwenhoek disebut animalcules. Atas permintaan anggota Royal Society, beberapa penduduk Delft yang paling disegani diminta untuk memverifikasi penemuan Leeuwenhoek. Mereka membenarkannya, dan pada 1680, Leeuwenhoek dipilih sebagai anggota Royal Society.
Penemuan-penemuan selanjutnya membuktikan betapa pentingnya hasil kerja Leeuwenhoek, terutama sebuah temuan hebat dari ilmuwan Jerman,
Robert Koch

Robert Koch pada 1876. Koch menemukan bahwa bakteri anthrax bacillus dapat menyebabkan penyakit yang serius pada manusia. Sebelum penemuan Koch, banyak ilmuwan meragukan bahwa makhluk-makhluk mikroskopik dapat membahayakan hewan yang jauh lebih besar dan juga manusia. Pada 1882, Koch menunjukkan bahwa jenis lain bakteri, tubercle bacillus, menyebabkan tuberculosis, penemuan yang membuatnya memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1905.

Tidak seperti Koch yang merupakan seorang dokter ketika dia menemukan temuannya, Louis Pasteur, seorang ahli kimia dan biologi berkebangsaan Prancis, sangat membenci dokter. Oleh karena itu, dia tidak mempekerjakan seorang dokter pun di laboratoriumnya. Meskipun begitu, dia sangat tertarik terhadap berbagai macam penyakit. Pasteur menemukan bahwa pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme yang mengambang di air. Pasteur mempelajari bahwa dia dapat mencegah proses pembusukan dengan cara memanaskan substansi organik pada suhu sedang, suatu proses yang dikenal sebagai pasteurization.
Joseph Lister

Pada tahun 1865, Joseph Lister, seorang ahli bedah berkebangsaan Inggris, membaca penelitian Pasteur mengenai pembusukan. Lister pun teringat bahwa jika patah tulang ringan hampir selalu dapat disembuhkan, tidak demikian halnya dengan compound fractures (patah tulang yang menembus kulit) yang hampir selalu akan membusuk. Lister yakin bahwa proses infeksi yang berbahaya ini disebabkan oleh mikroorganisme jahat yang telah Pasteur gambarkan. Untuk menguji teori tersebut, Lister menutup luka pasiennya yang mengalami compound fractures, yang sebelumnya terpapar ke udara, dengan kain katun yang telah direndam ke dalam asam karbolat/fenol. Dia percaya bahwa asam karbolat dapat membunuh mikrorganisme yang ditularkan lewat udara.

Lister mengobati compound fractures dan luka pembedahan yang terbuka dengan asam karbolat selama 9 bulan dan dia mengamati bahwa tidak ada infeksi pada pasien bedahnya. Hasil penelitiannya yang dipublikasikan pada 1867, mendorong lahirnya antiseptik untuk pembedahan. Meskipun teknik antiseptik dari Lister ini pada awalnya ditentang oleh dokter-dokter lain, tetapi teknik tersebut segera meluas dan diterima banyak pihak, yang pada akhirnya berhasil secara drastis menurunkan angka kematian karena infeksi di ruang bedah

Sumber